Senin, 13 September 2010

Kraton Jogja dan Pura Pakualaman

Kraton Jogja

Kraton ( istana ) Kasultanan Yogyakarta terletak dipusat kota Yogyakarta. Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat ini ini merupakan sebuah rawa dengan nama Umbul Pacetokan, yang kemudian dibangun oleh Pangeran Mangkubumi menjadi sebuah pesanggrahan dengan nama Ayodya.Pada tahun 1955 terjadilah perjanjian Giyanti yang isinya membagi dua kerajaan Mataram menjadi Kasunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I.

Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta . Kraton Yogyakarta berdiri megah menghadap ke arah utara dengan halaman depan berupa alun- alun ( lapangan ) yang dimasa lalu dipergunakan sbg tempat mengumpulkan rakyat, latihan perang bagi para prajurit, dan tempat penyelenggaraan upacara adat. Pada tepi sebelah selatan Alun- alun Utara , terdapat serambi depan istana yang lazim disebut Pagelaran. Ditempat ini Sri Sultan, kerabat istana dan para pejabat pemerintah Kraton menyaksikan latihan para prajurit atau beberapa upacara adat yang diselenggarakan di alun - alun utara.

Dihalaman lebih dalam yang tanahnya sengaja dibuat tinggi ( sehingga disebut Siti Hinggil ), terdapat balairung istana yang disebut bangsal Manguntur Tangkil. Ditempat ini para wisatawan dapat menyaksikan situasi persidangan pemerintahan Kraton jaman dulu, yang diperagakan oleh boneka - boneka lengkap dengan pakaian kebesaran. Kraton sebagai pusat pemerintahan dan Kraton sbg tempat tinggal Sri Sultan Hamengku buwono beserta kerabat istana, dipisahkan oleh halaman dalam depan yang disebut Kemandungan utara atau halaman Keben, karena disini tumbuh pohon yang dalam tahun 1986 dinyatakan Pemerintah Indonesia sebagai lambang perdamaian , dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Internasional.

Didalam lingkungan Kraton sebelah dalam terdapat halaman Sri Manganti dengan regol ( gapuro ) Danapratopo yang dijaga sepasang Dwarapala : Cingkarabala dan Bala Upata, Bangsal Traju Mas, Bangsal Sri Manganti yang kini dipergunakan untuk menyimpan beberapa perangkat gamelan antik dan dari masa silam, yang memiliki laras merdu sewaktu diperdengarkan suaranya. Didalam halam Inti yang terletak lebih kedalam,para wisatawan dapat menyaksikan gedung Kuning yang merupakan gedung tempat pertemuan oleh Sri Sultan dengan tamu negara, bangsal Prabayekso. Bangsal manis, tempat Sri Sultan menjamu tamu - tamunya, lingkungan Kasatriyan sbg tempat tinggal putera ; putera Sri Sultan yang belum menikah. Tempat terakhir ini terlarang bagi kunjungan wisatawan.

Kraton merupakan sumber pancaran seni budaya jawa yang dapat disaksikan melalui keindahan arsitektur dengan ornamen- ornamennya yang mempesonakan. Setiap hari Karaton terbuka untuk kunjungan wisatawan mulai pukul 08.30 hingga pukul 13.00, kecuali hari Jum;at Kraton hanya buka sampai dengan pukul; 11.00.

Puro Pakualaman

Selain Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, di Yogyakarta terdapat sebuah istana lain yang terletak di jalan Sultan Agung, istana Puro Pakualaman, tempat tinggal Sri Pakualam IX, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Istana ini sering dipergunakan untuk menerima tamu-tamu Negara yang berkunjung ke daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Di sayap Timur bagian depan dari istana nini dipergunakan sebagai museum Puro Pakualaman dengan mempergunakan 4 buah ruangan, yang dapat dikunjungi masyarakat setiap hari Senin dan Kamis, antara pukul 11.00 hingga 13.00. dalam museum ini tersimpan benda-benda bersejarah yang memiliki nilai budaya tinggi, dan merupakan peninggalan masa silam dari keluarga Paku Alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar